Senin, 30 Mei 2016

Bisnis Budidaya Udang Hias

Peluang udang hias yang menjanjikan mendorong Ardi Azri banting setir dari usaha budidaya lobster ke udang hias. Usaha yang dinamainya Cigadog Farm Sukabumi ini nyatanya tak hanya mampu memproduksi udang hias untuk pasar lokal saja, namun juga merambah ke pasar ekspor seperti Jepang.
Primadona untuk pasar ekspor adalah udang jenis Red Cherry. Udang jenis ini di pasaran lokal sudah melewati tren, namun pasaran ekspor justru konsisten meminta pasokan udang ini kepada Ardi.
Memelihara udang hias menurut Ardi gampang-gampang susah. “Kunci utamanya adalah kita harus memiliki pengetahuan dan ketelatenan lebih. Pasalnya, untuk menghasilkan udang hias yang berkualitas, pembudidaya harus mengetahui pasti tingkat keasaman air dan suhu udara di tempat udang dibudidayakan, karena tiap udang pasti berbeda penanganannya,” papar Ardi.  
Peralatan dan perlengkapan yang perlu dipersiapkan sama seperti membudidaya ikan hias umumnya, yakni menyiapkan tempat pemijahan dan pemeliharaan yang bisa berupa akuarium atau kolam semen, aerator, termometer, dan peralatan pendukung lainnya seperti serokan ikan.
Lantas, seperti apa cara budidaya udang hias ala Ardi?

Lokasi Pemeliharaan. Dalam memelihara udang hias yang terpenting harus diperhatikan manajemen budidaya serta kualitas air. Selain air, faktor suhu dan ketenangan lokasi pembudidayaan juga penting. Tempat budidaya juga harus tenang karena udang mudah sekali stres yang dapat menyebabkan kematian.

Proses Perkawinan. Dalam mengawinkan udang hias, Ardi memilih menggunakan cara kawin massal. Menurutnya, dengan cara ini perkawinan udang akan lebih mudah terjadi karena udang akan lebih leluasa dalam memilih pasangannya. Selain itu, karena udang hias ini berukuran kecil, maka dengan kawin massal tidak memerlukan wadah pemeliharaan dan tempat yang terlalu luas. Dalam akuarium ukuran 40x50 cm saja Ardi bisa menempatkan 50 ekor induk.
Sebelum udang dimasukkan ke dalam air, sebaiknya letakkan substrat seperti potongan kayu yang berguna sebagai shelter atau tempat berlindung udang, serta tanaman air yang berfungsi sebagai pakan alami untuk udang. Ardi tidak mematok perbandingan jantan dan betina induk udang. Setelah indukan jantan dan betina disatukan dalam satu akuarium selama satu minggu, udang hias betina akan mengerami telurnya sekitar 1 bulan. Dari ratusan telur yang berhasil menetas berkisar puluhan telur. “Satu indukan biasanya akan menetaskan benih udang hias sebanyak 20 ekor, dari 20 ekor itu yang hidup sekitar 15%,” terang Ardi. Setelah anakan udang cukup besar dan bisa dipisahkan, sang induk bisa langsung dikawinkan lagi dalam rentang waktu dua mingguan.
Selama 1 bulan anak–anak udang bersembunyi di bawah tanaman air. Setelah itu mereka membaur dengan indukan, dan siap dijual pada saat umur 2-3 bulan. Masa hidup udang kurang lebih 3 tahun. Masa produktif induk udang biasanya sekitar 10 kali memijah, setelah itu udang dikategorikan afkir.

Pakan. Ardi tidak memberikan pakan khusus, apalagi air yang terdapat dalam kolam telah mengandung plankton. Pakan tambahan yang diberikan bisa berupa pelet khusus atau cacing beku. Frekuensi pemberian pakan khususnya pelet atau cacing beku cukup 2 kali sehari, agar tidak ada akumulasi pakan dan kotoran berlebih dalam akuarium.
Dalam sebulan, untuk memenuhi permintaan ekspor, Ardi memasok sedikitnya 200 ribu ekor udang hias ke pasar Jepang. Sedangkan penyerapan untuk pasar lokal sekitar 10-30 ribu ekor untuk berbagai jenis udang. Maka dari usaha ini, Ardi bisa meraih omset sekitar Rp 160 juta dengan keuntungan 80% atau sekitar 128 juta per bulan.


sumber http://www.jitunews.com

Waktu Tepat Untuk Memancing Di Laut

saat memancing

Secara teori pemancingan di laut dapat dilakukan dalam setiap waktu, mengingat kegiatan memancing dapat dilakukan kepada berbagai jenis ikan secara acak. Kita tentu tahu bahawa ikan di laut memiliki kebiasaan makan yang berlainan, ada yang mencari makan di siang hari dan ada pula yang memiliki kebiasaan makan di malam hari. Sehingga tentu saja pencarian ikan dengan cara memancing sebenarnya dapat dilakukan pada bila-bila masa saja baik siang maupun malam.

Pengaruh utama pemancingan di siang hari adalah adanya sinar matahari yang menyebabkan suhu air meningkat. Umumnya jika air semakin panas, ikan akan turun dan berada di tengah perairan dan bahkan berada di dasar perairan serta di sela – sela karang yang dijadikan perlindungan bagi ikan tersebut. Semakin terang matahari menyinari dan semakin tinggi suhu maka ikan mencari perlindungan di dalam air. Namun jika udara terlalu dingin, ikan juga menjadi malas makan. Suhu sedang antara 25 – 35 darjah celsius merupakan suhu terbaik bagi pemancingan.

Biasanya ikan memiliki rasa lapar yang sangat jika pagi hari mulai datang, saat ia bangun dari tidurnya dan sedang aktif – aktifnya mencari makan ia akan menjadi agresif terhadap umpan ikan. Para pemancing yang memancing di laut biasanya menggunakan momen ini sebagai saat yang tepat untuk memancing kerana biasanya ikan yang lapar akan memakan umpan kita dengan lebih cepat, dan jika beruntung anda boleh mendapatkan ikan sampai siang harinya terutama jika cuaca cerah.

Petang dan malam hari adalah saat tersulit untuk memancing, penggunaan lampu dan alat penerang lain seperti petromaks dapat dijadikan alat untuk menarik perhatian ikan-ikan sehingga mudak dipancing. Pemancingan ikan dimalam hari hanya boleh dilakukan kepada ikan karang seperti ikan kakap, kerapu dan berbagai ikan karang lain semacam hiu totol. Cara pemancingan jenis jigging mungkin masih boleh dilakukan dengan umpan yang luminous atau berpendar di ketika keadaan gelap.

Pemancingan memang tujuannya adalah untuk mendapatkan ikan, dan dengan mengetahui pola waktu makan ikan yang tepat, kita boleh menentukan bila kita boleh memancing, termasuk umpan apa saja yang dapat kita pakai untuk memancing.Bilapun kita mahu memancing asal mengetahui pola makan ikan, maka kita boleh mendapatkan ikan pancingan yang kita inginkan. 

CASTING FISHING

Casting fishing adalah cara memancing yang paling umum di pakai di pinggir perairan.

cast fishing
Teknik memancing casting fishing adalah teknik memancing dengan melempar kail ke tengah perairan dengan kekuatan yang maksimum untuk mencapai jarak terjauh dari pinggir perairan. Dengan kekuatan lemparan yang dimiliki oleh pemancing, ditambah dengan panjangnya joran yang digunakan seorang pemancing dapat menjangkau lebih dari 200 m dari garis pantai/ perairan. Kekuatan teknik pancing casting fishing terletak pada keterampilan seorang pemancing yang dengan pengalamannya menggunakan gaya lentur dari joran, ditambah dengan berat dari timbal dan mata kail yang mampu melemparkan mata kail jauh ke tengah perairan untuk menjangkau lokasi strategik ikan pancingan.

Teknik casting fishing berkembang pesat di daerah yang memiliki pantai sebagai lokasi pemancingan, dengan teknik yang benar, melempar umpan ke tengah laut dapat dilakukan sebagai cara untuk menangkap ikan yang berada di pinggir pantai. Untuk mendapatkan ikan karang yang cukup besar, seorang pemancing diharapkan mencari perairan yang cukup dalam , dimana tempat tersebut biasannya ikan karang seperti kerapu, ikan kakap atu ikan roti mahu berenang. Mengingat ikan ini biasanya hanya dapat ditangkap di perairan yang cukup dalam, kekuatan si pemancing sendiri untuk melempar mata kailnya sejauh mungkin akan menjangkau ikan tersebut di perairan dalam.
Teknik casting fishing juga dapat dilakukan di perairan tawar, dimana disungai – sungai besar, para pemancing ingin meraih ikan dengan jarak yang cukup jauh, dan diperlukan teknik memancing ini agar boleh mendapatkan ikan di perairan dalam, ikan patin di sungai besar, ikan tawes atau bader merah di perairan deras di sungai – sungai menggunakan cara memancing casting sebagai cara terbaik menangkap ikan.
Sering kita melihat orang memancing baik di perairan tawar mahupun laut memancing dengan menggunakan teknik casting fishing ini sambil masuk kedalam air. Dengan cara masuk kedalam air, jangkauan mata kail akan semakin luas dan kemungkinan mendapatkan tempat terbaik lokasi ikan akan semakin besar.Dalam teknik memancing casting fishing cara ini sebaiknya anda juga memperhatikan beberapa alat keselamatan dan keselesaan untuk memancing sehingga anda lebih leluasa ketika memancing.

1. Gunakan kasut but untuk menjaga kaki anda dari batu – batuan atau kerikil dan batu tajam yang berada didalam air, sebaiknya anda memakai Waders boat atau baju kalis air yang tingginya sampai ke dada, sebagai alat untuk menjaga kaki anda dan badan anda yang berendam di dalam air dari serangga penyengat atau dari ikan berbahaya seperti pirana atau menjaga tubuh anda supaya tetap hangat saat memancing.
2. Bawalah peralatan pancing secukupnya bersama anda di saku, peralatan pancing yang dimaksud adalah mata kail, senar, tempat ikan, umpan dan aneka peralatan kecil lain yang diperlukan misalnya dalam keadaan mendesak, kail anda tersangkut dan ingin menggantinya dengan yang baru, anda tidak perlu susah-susah lagi untuk kembali ke darat sekadar untuk membetulkan mata pancing, atau mengganti umpan.
3. Gunakan alat pancing yang sesuai dengan keperluan anda, teknik casting fishing amat umum dijalankan oleh pemancing dengan menggunakan joran yang lentur serta reel atau gulungan automatik yang dapat menarik umpan anda secara cepat. Semakin lentur sebuah joran dan ditambah pemberat yang pas akan mendapatkan jarak lemparan yang jauh, menggunakan cara memancing casting fishing hanya untuk lokasi perairan yang luas saja, kerana kalau di kolam, atau di sungai biasanya menggunakan joran tipe antena sebagai senjata menangkap ikan. Dengan ukuran 3,6 m sudah menjangkau jarak yang cukup jauh. Kerana lokasi pemancingan sungai tidak terlalu lebar, dan jika di danau ikan perairannya biasanya lebih mudah di pancing di pinggir perairan. Selamat memancing

Tekhnik Mengikat pancing

Cara mengikat pancing biasanya tergambar di balik kemasan kail yang anda beli.pada pancing – pancing kualiti bagus seperti Gamakatsu, Owner sudah terdapat cara untuk memasang dan mengikat kail. Meskipun cara mengikat pancing ada berbagai macam, namun secara garis besar para pemancing membezakannya menjadi dua macam, yakni untuk ikan laut dan untuk ikan air tawar.

Cara mengikat mata kail untuk pemancingan air tawar, biasanya langsung menggunakan
Senar yang diikatkan di mata kail. Senar tersebut kadang dapat diganti dengan penggunaan benang nilon yang tentu saja lebih lemas dan tidak keriting seperti senar. Senar atau benang nilon diikatkan ke lubang atau mata kail dan sebaiknya disambungkan ke kili – kili, fungsinya adalah sebagai poros yang dapat berputar – putar jika ikan tangkapannya bergerak dengan liar, kili – kili yang dapat berputar mengikuti pergerakan ikan akan membantu senar supaya tidak keriting.

Setelah senar diikatkan ke mata kail disambungkan ke pemberat yang diletakkan di tengah – tengah rangkaian senar. Gunakan pemberat yang tidak terlalu besar, gunanya agar ketika melemparkan umpan ke air dengan cepat umpan akan tenggelam, untuk umpan yang melayang saat di air tentu saja akan sangat membantu. Dan yang terakhir dalam rangkaian kail yaitu pelampung yang dibuat secara flesibel sehingga dapat di geser ke atas dan kebawah disesuaikan dengan kedalaman kolam.

Pada pemancingan di laut, tentunya tidak seperti itu, Senar sebaiknya tidak langsung diikatkan ke mata kail, namun terlebih dahulu di sambungkan ke serat besi dengan ukuran secukupnya. Serat besi ini akan menahan gigitan ikan yang cukup tajam. Gigitan ikan di laut boleh saja memutuskan senar anda, maka sebaiknya penggunaan serat baja sepanjang kurang lebih 30 cm akan menahan risiko senar anda putus kerana gigitan ikan.

Cara mengikat kail
Pengggunaan pemberat pada rangkaian pancing di laut disesuaikan dengan keperluan, jika anda ingin mancing didasar laut, maka sebaiknya anda menggunakan pemberat yang cukup besar, pada nelayan lokal, saya pernah melihat mereka menggunakan pemberat dari besi motosikal yang sudah tidak terpakai, selain cukup besar, pemberat tersebut didapat dengan percuma. Kerana biasanya kalau memancing di dasar laut sebaiknya membawa banyak pemberat, kerana akan sering sekali tersangkut batu karang dan pemberat anda akan sering hilang.
Silakan mencuba beberapa cara mengikat di atas dan selamat memancing

Sabtu, 28 Mei 2016

About Neon tetra & Cardinal Fish

Neon Tetra information:

Scientific name:                 Paracheirodon innesi    
Common name:                Neon Tetra
Max. size:                           2.2 cm / 0.85 inches
pH range:                          5.0 – 7.0
dH range:                           1 - 2
Temperature range:         20 – 26°C / 68 - 80°F
The Neon Tetra is an extremely popular aquarium fish. It is sturdy and inexpensive and is often one of the first fish species purchased by beginner aquarists. A shoal of brightly decorated Neon Tetras will add colour as well as activity to the aquarium. Since the Neon Tetras stay quite small and have a peaceful temperament, they are often found in small community aquariums. 

Neon Tetra classification:

The Neon tetras belongs to the genus Paracheirodon in the family Characidae. This makes it closely related to other popular aquarium fishes like the Cardinal tetra (Paracheirodon axelrodi) and the Green Neon tetra (Paracheirodon simulans). The less commonly kept Black Neon tetra (Hyphessobrycon herbertaxelrodi)is however a more distant relative since it belongs to another genus within the family Characidae; the genus Hyphessobrycon.
All members of the genus Paracheirodon are native to the Neotropic ecozone in northern South America and their bodies are decorated with a characteristic sparkling blue lateral line. They are often kept together in planted community aquariums with soft, acidic waters and tropical water temperatures. 

Neon Tetras in the aquarium trade

The Neon tetra is an extremely popular aquarium fish, especially among beginner aquarists. Over 1.5 million Neon tetras are imported to the United States alone – each month! It can be tricky to breed in captivity for hobby aquarists, but professional breeders that produce immense quantities of Neon tetra exist in several countries world wide. If you purchase Neon tetras in the United States, the chance is high that they hail from Thailand, Singapore or Hong Kong. Wild caught Neon tetras from Brazil, Colombia and Peru are however also still available in the trade.

Neon Tetra habitat and range:

The Neon Tetra is a pelagic freshwater fish native to tropical parts of northern South America. The Neon tetra originates from westerns Brazil, south-eastern Colombia and eastern Peru and wild Neon Tetras can be found in the headwaters of the River Amazon, Tiger, Napo and Yarapa. It is present in both blackwater and clearwater stream tributaries. You can however not find Neon tetras in the whitewater rivers that run from the Andes. The Neon Tetras have bright colours and an iridescent stripe in order to be visible in dark blackwaters.
A lot of Neon Tetras are caught from Rio Solimões. Rio Solimões is a name attributed to an upstream part of the great River Amazon; a part that starts at the border of Brazil and Peru and ends when the river converges with Rio Negro. (In Brazil, the name Rio Solimões is sometimes used even further upstream, but the name Rio Marañón is more common for those parts.) 
The South American blackwater and clearwater streams and rivers have very soft and somewhat acidic water. The flow through tropical regions and the water temperature stays around 20 – 26° C (), sometimes higher. The commercial bred Neon Tetras have often been adapted to conditions that are very different from those found in their native habitat.
Today, an introduced population of Neon Tetra is established in Singapore.

Neon tetra description:

Just like the other tetra species, the Neon tetra has a spindle shaped body and a blunt nose. A glistering blue line runs along each side of the body, from the nose and all the way to the adipose fin. The Neon tetra is also decorated with a red stripe that runs from the middle of the body to the base of the caudal fin. The side over the blue stripe is of a dark olive green shade. The belly is of a silvery colour and the anal fin is nearly transparent.
During the night, when the fish is resting in a sheltered place, the sparkling colours will be turned off and the fish will look dim. If you quickly turn on the lights in the aquarium after a longer period of complete darkness, you might not notice your Neon Tetras at first. If the colouration continues to be dull even after some time in the light, your tetras might be ill or stressed. You might also be keeping them on an inadequate diet.  
The Neon Tetra is often mixed up with the Cardinal Tetra, since they both feature striking red and blue stripes. The Cardinal Tetra is even sometimes referred to as “Red Neon Tetra” in everyday language, even though it is in fact a separate species and not a colour variation of the Neon Tetra. Distinguishing these two species from each other is however not difficult at all if you know what to look for. Under the sparkling blue stripe, you will see a red lateral stripe in both species. If this red strip ends roughly halfway from the nose of the fish, you are looking at a Neon Tetra. If the striping instead continuous much longer, you are looking at a Cardinal Tetra. The name Cardinal Tetra is derived from the long, red robes worn by cardinals and these robes do not end half-way.
 

Neon Tetra behaviour and suitable tank mates:

The Neon Tetra is a peaceful fish that is often kept in community aquariums with other non-aggressive fish species of roughly the same size. Neon tetras look very beautiful when combined with other tetra species, but they can be combined with fishes from a broad range of other families as well. Keep in mind that most tetra species are less robust than the Neon tetras when it comes to water conditions. Neon tetras should naturally never be combined with larger fishes that will consider them prey, or aggressive fish species that will bully them.
The Neon Tetra is a shoaling species and you should always keep at least five Neon Tetras together, preferably more. A Neon Tetra that is kept alone will be much stressed and spend most if its time hiding. The stress can also weaken its immune system and make it more susceptible to illness. A large group of Neon Tetras are naturally also much more beautiful to watch in the aquarium and you will be able to see a much broader range of natural Neon Tetra behaviours. When kept in a shoal, Neon tetras are active creatures and they will spend most of their time in the middle to lower strata of the aquarium. Neon Tetras are known to sometimes shoal together with the closely related Cardinal Tetras.
Neon tetras can reach an age of 10 years or more in captivity, but most Neon Tetras have considerably a shorter life span than this.

Neon Tetra setup:

Try to mimic the natural Neon Tetra habitat when you set up the aquarium. The River Amazon and its tributaries are filled with densely grown plant life and the rivers and streams are shaded by jungle vegetation. Your Neon Tetras will therefore appreciate a planted aquarium with plenty of hiding spots. There should also be an open area for swimming. The light should be subdued; ideally use floating plants to make the aquarium a little darker for your tetras. The bottom should preferably consist of a dark substrate. Many aquarists cover the back and sides of the aquarium with dark tissue to make the aquarium darker and bring out the contrasting colours in their Neon Tetras. The recommended minimum aquarium size is 60 cm (24 inches). 

Neon Tetra care:

 

Captive bred Neon Tetras are often adapted to conditions that differ a lot from those found in the original Neon Tetra habitat. Wild Neon Tetras inhabit very soft and slightly acidic waters in tropical regions of South America where the water temperature usually stays between 20 and 26° C (68 and 80° F). Rainforest rivers and streams are frequently replenished by soft downpour and frequent water changes are therefore recommended in the aquarium.
Generally speaking, the recommended pH range for Neon Tetras is 5.0 – 7.0 and the recommended dH range 1-2. If your Neon Tetras have been raised in an aquarium with different water chemistry, a rapid change can however harm them. Neon Tetras should therefore always be gradually adjusted to new conditions.
Since Neon Tetras are so popular, the Neon Tetra breeding business has naturally attracted not only dedicated Neon Tetra breeders but also irresponsible ones that do not really care about creating high quality fish. A lot of the commercially bred Neon Tetras will end up in aquariums kept by novice aquarists that will assume that they have done something wrong when their Neon Tetras die shortly after being purchased. Selling low quality Neon Tetras is therefore not really risky; it can even be a good for business since many inexperienced aquarists will return to the store for more and more Neon Tetras as the old ones succumb. This is naturally a problem since you might get really fragile Neon Tetras from your local pet shop that will not adapt well to new conditions. It is therefore always recommended to provide your Neon Tetras with plenty of time to acclimatize themselves when you introduce them to their new home. Carefully monitor your Neon Tetras and quickly remove dead specimens before they get a chance to contaminate the water.
It is perfectly natural for a Neon Tetra to look dull during the night since it turns off its iridescent colours. In the morning, it can need a little time to recover. If your Neon Tetra continues to show dull colours throughout the day you should however try to figure out why, since it is a warning sign that your fish is not doing well. A Neon Tetra that is kept alone instead of in a shoal can loose its iridescent colours, and the same is true for tetras that become stressed by the presence of bullying fish or that are kept in a barren aquarium without any good hiding spots. It can also be a sign of disease, poor water quality or malnutrition.  

Neon Tetra feeding:

Wild Neon Tetras are omnivore and feed on plant matter as well as on crustaceans, worms and small insects. They are not fuzzy eaters in the aquarium and will accept most food types, including flake food, frozen food and freeze-dried food. Keep them on a varied diet to prevent malnutrition. You can for instance use a high-quality tropical flake food as a base and supplement it will occasional treats in the form of daphnia, brine shrimp, bloodworms or similar.

Neon Tetra disease:

Neon Tetras are susceptible to the Neon Tetra disease. There is still no available cure for this disease and it will often kill the fish. Neon Tetra disease is caused by a sporozoan named Pleistophora hyphessobryconis. The disease is therefore also known as “Pleistophora”.
During the initial stage of Neon Tetra disease, parasite spores enter the Neon tetra. Common symptoms include restlessness and dull colouration. As the disease proceeds, cyst will develop and the fish body can become lumpy. The Neon Tetra will often have trouble swimming and towards the final stages of the disease the spine can become curved. The weakened fish is also susceptible to secondary infections.  
As mentioned above, these is still no cure for Neon Tetra disease and trying to prevent the parasite from entering your aquarium in the first place is therefore the best course of action. The parasite is typically introduced via live food or newly purchased fish. By cultivating your own live food you will gain a greater control over what you put in your aquarium. Brine shrimp is for instance very easy and hassle-free to cultivate at home. When you purchase new fish, you should ideally keep them quarantined in a separate aquarium and look out for signs of illness. In the aquarium, fish often catch the disease when they eat dead fish. Removing sick and dead fish as soon as possible is therefore important. Some aquarists report that using a diatom filter decreases the risk of Neon Tetra disease, but it is only a supplement, not a substitute for the precautions described above. A diatom filter can reduce the amount of free parasites in the water.  
There is also a disease known as “false Neon Tetra disease” that is often confused with true Neon Tetra disease. This disease is not caused by a sporozoan; it is caused by bacteria. The symptoms are however very similar and unless you have access to a laboratory it will be virtually impossible for you to tell the difference between the two diseases.   

Neon Tetra breeding:

Wild Neon Tetras are highly prolific and have a minimum population doubling time below 15 months. They are egg-scatterers and do not engage in any parental care.
In captivity, Neon tetras are considered quite difficult to spawn, especially among hobby aquarists since it can be hard to achieve perfect water conditions. A majority of the Neon Tetras found in pet shops are therefore wild caught or commercially bred by large Neon Tetra breeding companies. It is possible for Neon Tetras to spawn every two weeks. 
Sexing Neon Tetras can be hard, but the female usually have a bigger and rounder belly than the male. The blue line will be straighter in males, while the round female body creates the impression of a bent blue line. When she is ready to breed, her body will become very broad since she is filled with eggs.  
If you want to breed Neon Tetras, you should ideally set up a separate breeding aquarium from which the parents can be removed as soon as the eggs have been fertilized. To reduce the risk of illness in eggs or fry, you can sterilize all items that you place in the aquarium.  The breeding aquarium should be equipped with a lid, since Neon Tetras can jump really high during the breeding period. The bottom of the aquarium should ideally be covered in 2-3 inches of rock. Include fine textured aquatic plants in the set up. Keep the water temperature below 24° C (75° F). The hardness should always be below 4 degrees, ideally in the dH 1-2 range.
If you want to obtain high-quality fry, it is important to only let high-quality adult fish breed. Old or unhealthy fish should not be bred. Place a pair of Neon Tetras in the breeding aquarium and feed them plenty of live food to induce spawning. Mosquito larvae are used by many professional breeders. Some breeders will let the nitrate level rise quite high in the breeding aquarium before they change at least 50 percent of the water since this sometimes induces spawning. The rapid decrease of soluble waste is a way of mimicking a fresh, replenishing rain. The breeding aquarium should be dark at first, and you can then gradually increase the lighting until the couple spawns. (Neon Tetra eggs are a bit light sensitive so it is important to limit the amount of light after spawning.) 
Neon tetras will usually spawn during early morning and the parent fish should be removed from the breeding aquarium as soon as possible after fertilization since they will not hesitate to eat their own offspring. In aquariums, a normal batch will consists of approximately 130 eggs but only a smaller number will turn into fry. Neon Tetras that spawn in aquariums are usually not very prolific, so do not expect more than 40-50 fry even from a good spawning.
Neon tetra eggs are somewhat adhesive and will often stick to the surface of aquatic plants. They are nearly transparent when they have just been released, and will hatch after 22-30 hours. It will take the fry 3-4 days to become free swimming.
Neon Tetra fry are very small and must be provided with miniscule food, such as infusoria, rotifers or egg yolk. After 1-4 weeks, they will be large enough to eat newly hatched brine shrimp. Large fry will appreciate shaved cattle liver. When the fry is roughly one month old, they will start displaying their adult colouration. 

Senin, 23 Mei 2016

MANCING IKAN BARONANG DAN KIPER / KITANG

Sebenarnya ikan baronang, kiper / kitang adalah jenis ikan herbivora yang makanan utamanya adalah lumut, rumput laut dan tanaman-tanaman laut lainnya. Tapi dalam kenyataannya baronang, kiper / kitang tersebut sebenarnya bukanlah herbivora melainkan omnivora (itu menurut pendapat dan kesimpulan saya tentang baronang, kiper / kitang)


ikan baronang
Baronang Susu

Tidak percaya dengan pendapat saya mengenai baronang dan kiper / kitang termasuk jenis omnivora????? 

Santai saja…. Silahkan simak ulasan mengenai teknik jitu dan ampuh mancing baronang dan kiper / kitang berikut ini.

ikan baronang
Baronang Angin

Siapa bilang mancing ikan baronang dan ikan kiper / kitang itu susah???? Gampang banget kok.....

Baronang, kiper / kitang biasanya bertempat tinggal di tiang-tiang dermaga, dinding-dinding dermaga dan juga di sela-sela rumpon alami maupun buatan. Baronang, kiper / kitang menempati daerah tersebut karena baronang, kiper / kitang memakan lumut-lumut yang ada di dinding-dinding sekitarnya. 

spot mancing kiper / kitang
Spot mancing baronang dan kiper / kitang

Baronang, kiper / kitang bisa dipancing dengan menggunakan umpan lumut, pelet, nasi, irisan ikan, irisan udang, bakwan jagung/bakwan sayur, dll. (apapun yang bisa dimakan manusia kebanyakan baronang, kiper / kitang juga mau memakannya).

Ada 2 cara teknik mancing ikan baronang dan ikan kiper / kitang yaitu:

1. Mancing baronang, kiper / kitang dengan menggunakan joran tegek
2. Mancing baronang, kiper / kitang dengan menggunakan joran spinning super light tackle 

Penjelasan teknik mancing ikan baronang dan ikan kiper / kitang:

1. Teknik mancing baronang, kiper / kitang menggunakan joran tegek.

Joran tegek adalah joran yang tidak memiliki ring guide dan reel sheet. Penggunaan joran ini yaitu dengan mengikatkan senar monofilament di ujung joran kemudian dikasih pelampung kecil dan menggunakan mata pancing garong. Umpan yang digunakan paling bagus adalah menggunakan lumut

Teknik baronang, kiper / kitang seperti ini: Umpan lumut kita kaitkan dengan mata pancing garong kemudian atur kedalaman pelampung kecil sesuai dengan keadaan spot mancing. Umpan kita lempar di pinggir-pinggir tiang dermaga atau tonggak-tonggak dermaga. Tunggu beberapa saat. Jika pelampung bergetar-getar berarti umpan lumut sedang dilahap oleh baronang, kiper / kitang. Tanpa tunggu lama langsung saja gentak joran pasti baronang, kiper / kitang langsung nyantol di garong. Ulangi terus teknik ini hingga panen ratusan ikan dalam waktu yang sangat singkat. 

2. Teknik mancing baronang, kiper / kitang menggunakan joran spinning super light tackle.

Joran spinning adalah joran yang memiliki ring guide dan reel sheat. Lebih mantab lagi kalau pake joran yang ukurannya pendek, sehingga tidak telat kalau menghentak ikan baronang, kiper / kitang. Usahakan menggunakan joran kelas dibawah 10lb. Penggunaan joran ini yaitu siapkan reel berukuran kecil antara 1000-2000, senar monofilament 10lb, mata pancing super kecil, umpan menggunakan irisan udang (yang mudah dicari), bandul timah berukuran kecil/sedang (sesuai keadaan arus).

Teknik mancing baronang, kiper / kitang seperti ini: Buat rangkaian pancing dasaran 2 kumis seperti yang sudah saya jelaskan di artikel saya mengenai Teknik Mancing Ikan Sembilang. Kemudian pasang umpan berupa irisan udang yang kecil-kecil ke mata pancing. Lemparkan umpan mancing baronang, kiper / kitang ke tiang-tiang dermaga atau dinding-dinding dermaga. Kelebihannya jika kita menggunakan joran spinning yang super lentur untuk mancing baronang, kiper / kitang adalah kita bisa sangat sensitive untuk merasakan getaran ketika baronang, kiper / kitang makan umpan. Ketika kita merasakan ada getaran sedikit di ujung joran, jangan terlalu terburu-buru dan juga jangan sampai telat untuk menghentak joran. Tunggu moment yang pas untuk menghentak joran. Kemudian jika dirasa sudah mantab untuk menghentak joran maka langsung aja dihentak jorannya. Pasti baronang, kiper / kitang akan nyantol di mata pancing.

rangkaian pancing ikan kiper / kitang
Rangkaian pancing untu mancing baronang, kiper / kitang
Saran dari saya tentang mancing ikan baronang dan ikan kiper / kitang:
Teknik mancing ikan baronang dan ikan kiper / kitang dengan menggunakan joran super light tackle bagus sekali jika dilakukan di dermaga pelabuhan dimana ada kapal yang sedang bongkar muatan berupa hasil ikan. Biasanya kapal yang sedang bongkar ikan akan membuang air sari-sari ika yang sudah berbau busuk ke laut. Di dekat pancuran air itulah banyak sekali baronang dan kiper / kitang sedang menyerap dan memakan sisa-sisa air ikan dari nelayan.

Teknik mancing baronang, kiper / kitang gampang sekali. Lemparkan umpan untuk baronang, kiper / kitang ke daerah air pancuran pembuangan sari-sari ikan tersebut. Ukuran kedalaman umpan jangan terlalu dalam. Cukup ½ meter saja dari permukaan air. Tanpa tunggu lama pasti akan disamber baronang, kiper / kitang yang ukurannya lebih besar dibanding dengan teknik biasanya.

Teknik mancing baronang, kiper / kitang menggunakan joran super ligt tackle dengan umpa udang iris memiliki kelebihan yaitu hasil mancing yang kita dapatkan tidak hanya baronang, kiper / kitang saja. Bahkan ikan selain baronang, kiper / kitang yang ada di sekitarnya pasti akan makan juga. Jadi kita tidak akan boncos walaupun baronang, kiper / kitang sedang tidak ada di lokasi tersebut. Kalu kita menggunakan umpan lumut pasti akan boncos kalau di spot tersebut karena tidak ada target baronang, kiper / kitang.

Ada lagi kisah unik tentang mancing baronang, kiper / kitang jika menggunakan umpan udang iris. Di kampung saya tepatnya di daerah pesisir kota Rembang, ada seorang angler sedang hunting baronang, kiper / kitang dengan menggunakan umpan udang iris. Ternyata umpannya disambar ikan Barramundi ukuran 8kg. Siapa sangka tujuan utama mancing baronang, kiper / kitang tapi hasilnya malah dapat Barramundi atau kakap putih yang lumayan besar. Padahal secara teori teknik dan cara mancing ikan kakap putih atau barramundi tidak seperti itu. Itu salah satu kelebihan mancing dengan joran super light tackle menggunakan umpan udang iris.

mancing kiper / kitang
mancing mania yang sedang hunting baronang, kiper / kitang

ikan kiper / kitang
Ikan kiper / kitang

Oh iya, jangan lupa jika kita mancing baronang, kiper / kitang kita harus hati-hati terhadap durinya. Duri baronang, kiper / kitang mengandung racun yang sangat berbahaya jika terkena bagian tubuh. Pengalaman saya tentang mancing baronang, kiper / kitang dulu pernah tangan saya terkena sengatan baronang, kiper / kitang hasilnya tangan saya keluar nanah sampai 7 hari baru lukanya kering. Untuk penanganannya, usahakan memberikan cairan amoniak ke luka yang terkena sengatan. Bila keadaan urgent tidak ada amoniak, kita bisa menggunakan air kencing untuk dioleskan ke luka bekas sengatan. Air kencing mengandung amoniak yang secara urgent bisa digunakan untuk mengobati luka akibat sengatan ikan baronang dan ikan kiper / kitang.


Semoga informasi tentang teknik mancing ikan baronang dan kiper / kitang ini bermanfaat bagi mancing mania seluruh Indonesia pada umumnya dan mancing mania seluruh dunia pada umumnya. 

Salam Strike Mania.........

Mengenal Ikan Bulan / Tarpon



Ikan bulan memburu hampir semua krutesia kecil dan anak ikan. Seperti ikan siakap, ikan bulan dapat menyesuaikan diri di habitat air tawar dan mampu membiak dengan baik berbanding siakap. Untuk ikan bulan yang mendiami air tawar, saiznya atau tahap pembesaran lebih kecil berbanding ikan bulan air masin. Untuk memancing ikan bulan di kawasan bekas lombong, udang air tawar paling sesuai digunakan.
Jika ingin kepuasan yang lebih teknik casting, gewang kecil berukuran 5 sentimeter adalah teknik paling popular masa kini. Begitu juga kalau menggunakan pancing layang, anda akan mengalami kepuasan lebih teruja kerana ikan menyambar ketika joran dalam genggaman. Kalau dasar yang dilawati adalah kawasan reba dan terdapat halangan maka teknik pancing apollo adalah kaedah terbaik. 
Sebaik saja ladung mencecah dasar, angkat dan karau tali pancing mengikut panjang perambut paling kurang tiga depa. Ini bertujuan supaya umpan yang dilabuhkan tergantung keadaan dasar. Jika kita dapat menghindari umpan terlalu hampir dengan dasar yang banyak reba, kemungkinan tali sangkut adalah minimum.